Abstract:
Pupuk organik merupakan solusi berkelanjutan untuk meningkatkan
kesuburan tanah dan produktivitas tanaman dengan memanfaatkan limbah
organik seperti kulit kopi, kotoran sapi, dan eceng gondok. Menurut Isroi (2008),
pupuk organik memperbaiki struktur tanah, meningkatkan tekstur, aerasi, dan
kapasitas retensi air, sehingga mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat.
Badan Pusat Statistik Jawa Timur (2023) melaporkan bahwa produksi kopi di Jawa
Timur menghasilkan limbah kulit kopi sebesar 4.840 ton per tahun, yang berpotensi
dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Selain itu, kotoran sapi yang dihasilkan di
Desa Jambangan mencapai 420 ton per tahun (Haryanto, 2000), menjadikannya
sumber bahan organik yang melimpah. Eceng gondok, yang kaya akan bahan
organik dan unsur hara, juga dapat meningkatkan kualitas pupuk organik (Nurul et
al., 2018).
Desa Jambangan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, memiliki
potensi pertanian yang besar dengan luas lahan hortikultura 288,19 ha, termasuk
5 ha untuk budidaya mentimun (Cucumis sativus L.). Namun, produktivitas
mentimun di desa ini masih rendah, hanya 3 ton/ha, akibat kekurangan unsur hara
dan kurangnya pemeliharaan tanaman. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa
pupuk organik, seperti bokashi dan kompos, meningkatkan pertumbuhan dan
produksi mentimun hingga tiga kali lipat dibandingkan pupuk anorganik (Elsa
Amelya Fitriany, 2020; Saptorini, 2019). Namun, penelitian mengenai kombinasi
kulit kopi, kotoran sapi, dan eceng gondok masih masih perlu dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penyuluhan
pemberian pupuk organik berbahan kulit kopi, kotoran sapi, dan eceng gondok
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) di
Desa Jambangan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Penelitian dilakukan
pada Februari hingga April 2025 dengan metode penyuluhan yang meliputi
demonstrasi cara, ceramah, dan diskusi kepada 20 petani. Data dikumpulkan
melalui observasi pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah
buah, dan berat buah) serta evaluasi pengetahuan dan keterampilan petani melalui
kuesioner post-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik
meningkatkan tinggi tanaman hingga 15%, jumlah daun 20%, dan produksi buah
25% dibandingkan kontrol tanpa pupuk organik. Tingkat Pengetahuan petani 74,33
%, dan Tingkat keterampilan petani 73,13 % setelah penyuluhan. Kombinasi
pupuk organik kulit kopi, kotoran sapi, dan eceng gondok terbukti efektif
meningkatkan pertumbuhan dan produksi mentimun serta ramah lingkungan.
Penyuluhan ini memberikan manfaat signifikan dalam meningkatkan kapasitas petani
dalam pengelolaan pupuk organik.