Abstract:
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, yang dilaksanakan di
Kelompok Tani Mekarsari IV, Desa Kemiri, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang,
pada Januari hingga Maret 2025. Seluruh anggota Kelompok Tani Mekarsari IV
dengan jumlah anggota sebanyak 24 orang dijadikan sampel menggunakan teknik
sampling jenuh. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner berskala Likert (pretest dan post-test), wawancara, serta studi dokumentasi. Instrumen diuji validitas dan
reliabilitasnya menggunakan aplikasi SPSS versi 27, diikuti uji asumsi klasik
(normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas), dan uji kelayak model (uji R²,
uji F dan uji T) serta analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh
pelatihan, pengetahuan, sarana dan prasarana, serta kegiatan penyuluhan terhadap
minat petani dalam memanfaatkan limbah kotoran sapi sebagai pupuk organik padat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 45 item instrumen awal, sebanyak 40 item
dinyatakan valid dengan reliabilitas Cronbach’s α sebesar 0.962. Sementara itu, dari
16 pernyataan dalam kuesioner evaluasi penyuluhan, 15 di antaranya valid dengan
reliabilitas 0.884. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa model
penelitian signifikan (F hitung = 56,172; sig. = 0.000) dengan koefisien determinasi
(Adjusted R²) sebesar 0.906. Berdasarkan uji t, variabel pelatihan memiliki nilai
signifikansi sebesar 0.029, yang berarti berpengaruh signifikan terhadap minat petani
karena pelatihan memberikan pengalaman langsung dan keterampilan praktis dalam
mengolah limbah, sehingga meningkatkan rasa percaya diri petani. Variabel
pengetahuan memiliki nilai signifikansi sebesar 0.000, menunjukkan pengaruh yang
sangat signifikan karena pemahaman petani mengenai manfaat dan cara pengolahan
limbah sangat memengaruhi sikap dan ketertarikan mereka untuk menerapkannya.
Variabel kegiatan penyuluhan juga berpengaruh signifikan dengan nilai signifikansi
sebesar 0.002, karena penyuluhan berfungsi sebagai media edukasi yang efektif
dalam menyampaikan informasi baru serta meningkatkan kesadaran petani.
Sementara itu, variabel sarana dan prasarana memiliki nilai signifikansi sebesar
0.460, yang berarti tidak berpengaruh signifikan terhadap minat petani. Hal ini
disebabkan oleh kemampuan petani untuk beradaptasi dengan alat-alat sederhana,
sehingga ketersediaan fasilitas tidak menjadi faktor utama dalam menentukan minat
mereka. Selain itu, hasil evaluasi terhadap penyuluhan menunjukkan adanya
peningkatan minat petani, yang terlihat dari skor pre-test sebesar 42% (kategori
cukup) meningkat menjadi 82% pada post-test, sehingga terjadi peningkatan sebesar
40%.