Abstract:
Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) merupakan salah satu strategi
pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan rumah tangga dengan
mendorong pemanfaatan lahan pekarangan secara berkelanjutan. Urgensi
program ini semakin meningkat seiring dengan tantangan krisis pangan, adanya
balita yang masih banyak mengalami stunting dan kebutuhan gizi keluarga yang
harus dipenuhi dari sumber pangan mandiri. Tugas akhir ini bertujuan untuk
mengkaji efektivitas Program P2L dalam pemenuhan kebutuhan pangan anggota
Kelompok Wanita Tani (KWT) Rondo Kuning di Desa Gondang, Kabupaten Kediri.
Fokus utama kajian ini adalah mengevaluasi pelaksanaan program melalui empat
indikator efektivitas menurut Budiani (2007), menganalisis faktor-faktor internal
dan eksternal yang mempengaruhi efektivitas, serta menilai peran kegiatan
penyuluhan yang dilaksanakan peneliti dalam pengembangan kawasan P2L
menjadi agrowisata edukasi sayur.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif.
Populasi penelitian berjumlah 19 orang anggota aktif KWT Rondo Kuning. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui survei dengan alat bantu kuesioner, selain
itu untuk menambah data analisa juga dilakukan observasi, wawancara serta
dokumentasi. Dalam melihat efektivitas program data di analisis menggunakan
rumus efektivitas oleh (Sugiyono, 2011) serta (Purwanto, 2011). Dalam
menyatakan uji hipotesis data dianalisis menggunakan Uji Korelasi Kendall’s taub. Temuan dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan faktor
internal dan eksternal berpengaruh signifikan terhadap efektivitas. Secara parsial,
faktor internal memiliki pengaruh signifikan dengan nilai signifikansi 0,000,
sedangkan faktor eksternal juga signifikan dengan nilai 0,015. Faktor internal
terdiri dari karakteristik seperti pendidikan dan pengalaman bertani, sedangkan
faktor eksternal meliputi penyuluhan, fasilitas, kelembagaan, dan kebijakan.
Hasil kajian efektivitas menunjukkan bahwa program tergolong “sangat efektif”
dengan persentase yang didapatkan mencapai angka 93% hal ini menunjukan
bahwa baik dari keempat aspek pengamatan berjalan dengan baik, serta antara
anggota KWT Rondo Kuning dan Penyuluh setempat berjalan beriringan. Indikator
ketepatan sasaran menunjukkan bahwa anggota KWT merupakan kelompok yang
tepat karena mayoritas memiliki pekarangan dan berpengalaman dalam bertani.
Indikator sosialisasi program dinilai cukup berhasil karena 74% responden
memahami dengan baik tujuan dan pelaksanaan program. Indikator pencapaian
tujuan menunjukkan 70% hasil panen digunakan untuk dijual, 25% dikonsumsi
rumah tangga, dan 5% digunakan dalam kegiatan sosial. Indikator pemantauan
program menunjukkan adanya kegiatan monitoring berkala.
Selanjutnya, dalam menindak lanjuti penelitian yang penulis lakukan serta untuk
mengembangkan program P2L yang sudah berjalan dengan baik maka penulis
melakukan kegiatan penyuluhan dengan mengangkat tema “Pengembangan Kawasan P2L Menjadi Agrowisata Edukasi Sayur”. Sasaran penyuluhan sebanyak
19 orang anggota KWT Rondo Kuning. Selanjutnya penyuluhan dilaksanakan
secara partisipatif melalui metode ceramah, diskusi kelompok, dan pemutaran
video. Dengan media yang digunakan yaitu media folder, PPT dan video. Dalam
kegiatan penyuluhan dilakukan pre-test dan post-test dengan rentang
pelaksanaan selama 10 hari guna mengetahui respon serta melihat ada atau
tidaknya peningkatan serta perubahan pengetahuan dan sikap sasaran
penyuluhan. Hasil penyuluhan menunjukan bahwa sasaran penyuluhan sangat
antusias selama proses penyuluhan. Terjadi peningkatan pengetahuan petani
sebesar 7% dan perubahan sikap sebanyak 68%. Sasaran menunjukkan
menyatakan kegiatan penyuluhan menambah wawasan baru mengenai
pengembangan kawasan. Penyuluhan terbukti efektif sebagai sarana transfer
pengetahuan sekaligus membuka peluang baru bagi KWT untuk meningkatkan
nilai ekonomi dari kegiatan P2L. Oleh karena itu, disarankan agar kegiatan
pendampingan dan penyuluhan lanjutan terus dilakukan untuk memperluas
manfaat program, meningkatkan keterlibatan masyarakat, serta menjadikan P2L
sebagai bagian dari pengembangan agrowisata berbasis edukasi di pedesaan.