Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan antara sistem
usahatani padi semi organik dan anorganik di Desa Ngumpul, Kecamatan
Jogoroto, Kabupaten Jombang. Fokus utama dari kajian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan antara kedua sistem dalam hal biaya produksi,
penerimaan, pendapatan, dan efisiensi usaha tani melalui pendekatan nilai
Revenue-Cost (R/C) ratio dan Break Even Point (BEP). Selain itu, penelitian ini
juga bertujuan untuk memberikan gambaran kepada petani mengenai sistem
usaha tani yang lebih menguntungkan dan berkelanjutan.
Metode pelaksanaan penelitian menggunakan pendekatan deskriptif
kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara langsung kepada
petani, observasi lapangan, dan dokumentasi. Responden dalam penelitian terdiri
dari petani yang menerapkan sistem semi organik dan anorganik. Data yang
dikumpulkan dianalisis dengan menghitung total biaya produksi, total penerimaan,
pendapatan bersih, nilai R/C ratio, serta BEP harga dan produksi untuk masingmasing sistem usahatani.
Hasil kajian menunjukkan bahwa sistem semi organik memiliki biaya
produksi yang sedikit lebih tinggi dibandingkan sistem anorganik, terutama karena
penggunaan input organik dan kebutuhan tenaga kerja yang lebih besar. Namun
demikian, sistem semi organik menghasilkan penerimaan dan pendapatan bersih
yang lebih tinggi, didukung oleh harga jual gabah yang lebih tinggi dan
penggunaan benih yang lebih efisien. Nilai R/C ratio pada sistem semi organik
sebesar 6,4, sedangkan pada sistem anorganik sebesar 6,3, yang keduanya
tergolong layak dan efisien secara ekonomi karena berada di atas angka satu.
Dari hasil perhitungan BEP, pada sistem semi organik BEP harga sebesar
Rp1.563,78/kg dan BEP produksi sebesar 1.381,05 kg/ha, sedangkan pada sistem
anorganik BEP harga sebesar Rp1.580,55/kg dan BEP produksi sebesar 1.348,57
kg/ha. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kedua sistem memiliki margin keamanan
yang cukup tinggi terhadap penurunan harga atau hasil produksi, namun sistem
semi organik memiliki keunggulan harga jual dan ketahanan usaha yang lebih baik.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem usahatani padi semi
organik lebih unggul secara ekonomi dan lebih berpotensi mendukung
keberlanjutan pertanian jangka panjang.