Abstract:
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia
yang saat ini menduduki peringkat keempat setelah Brazil, Colombia dan
Vietnam. Industri penghasil kopi di Indonesia mencapai sekitar 9,7 juta karung
(60 kg/karung) pada tahun 2023, dengan kontribusi signifikan dari kedua varietas
kopi yaitu Arabika dan Robusta. Luas lahan perkebunan kopi di Indonesia
mencakup total area seluas 1,27 juta hektar pada akhir tahun 2023 yang dikelola
oleh petani di Indonesia.
Desa Ngembal adalah sebuah Desa yang terletak di Kecamatan Tutur
yang membudidayakan jenis tanaman kopi Robusta dan kopi Arabika dengan
luasan areal tanam kopi Robusta sebesar 1.399 Ha dan kopi Arabika sebesar
38,75 Ha dengan hasil rata-rata 1,290-1,3 ton/produksi.
Penelitian ini dilakukan di Desa Ngembal, Kecamatan Tutur, Kabupaten
Pasuruan dengan rancangan kaji terap. Rancangan tersebut dilakukan dengan
cara pembuatan pupuk organik padat berbahan dasar limbah kulit kopi dan
limbah padat ternak sapi. Pembuatan dilakukan dengan perbandingan 3 kg
limbah kulit kopi, 1 kg kotoran ternak sapi, bioaktivator EM4 30 ml, gula merah 15
gram dan 450 ml air bersih, dicampurkan secara merata dan difermentasi selama
30 hari, lalu pupuk organik diuji melalui uji laboratorium untuk melihat kandungan
unsur hara makro yang terkandung di dalam pupuk organik. Kualitas pupuk
organik yang dibuat kemudian dibandingkan dengan SNI 70-30-2004 agar
memenuhi kebutuhan hara pada tanaman. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan
dilakukan dalam satu tahap di Kelompok Tani Rukun Tani 1 menggunakan
metode ceramah, diskusi dan praktik secara langsung dan menggunakan media
penyuluhan berupa folder dan alat bantu atau objek berupa bahan yang
dibutuhkan untuk pembuatan pupuk. Hasil evaluasi penyuluhan dianalisis
menggunakan kuesioner Pre-Test dan Post-Test yang telah diuji validkan
menggunakan aplikasi SPSS.
Hasil penelitian Pemanfaatan Limbah Kulit Kopi dan Kotoran Ternak Sapi
Sebagai Pupuk Organik mendapatkan hasil terbaik, yaitu unsur Nitrogen (N)
sebesar 2,01%, Fosfor (P) sebesar 1,96%, Kalium (K) sebesar 1,99%, C/N rasio
sebesar 16,01% dan Bahan Organik (BO) sebesar 27,54%. Hasil evaluasi
penyuluhan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dari 48,89%
pada kriteria Cukup (C) menjadi 86% pada Kriteria Sangat Tinggi (ST).