Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kapabilitas petani
hortikultura dalam mengelola informasi berbasis Artificial Intelligence (AI),
khususnya menggunakan Grok 3, mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kapabilitas tersebut, serta merancang penyuluhan untuk
Menguatkan kapabilitas petani dalam mengelola informasi berbasis AI.
Penelitian dilaksanakan pada tahun 2025 di Desa Tawangargo. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan
survei dan wawancara terstruktur, menggunakan kuesioner untuk
mengumpulkan data primer. Analisis data dilakukan dengan regresi linier
sederhana menggunakan metode Ordinary Least Squares (OLS) untuk
mengevaluasi pengaruh antara variabel independen (karakteristik petani)
dan dependen (kapabilitas petani pengelolaan informasi AI). Metode
Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) digunakan untuk memetakan potensi
wilayah, kelembagaan petani, dan karakteristik petani, yang menjadi
dasar penyusunan rancangan penyuluhan. Evaluasi penyuluhan
dilakukan melalui tiga aspek: pengetahuan, sikap, dan keterampilan,
dengan menggunakan kuesioner berbasis skala Likert dan analisis
distribusi jawaban untuk menilai efektivitas penyuluhan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapabilitas petani hortikultura
di Desa Tawangargo dalam mengelola informasi berbasis AI masih
rendah, terutama karena keterbatasan literasi digital, akses internet yang
tidak merata, dan kecenderungan menggunakan metode konvensional.
Faktor-faktor usia produktif (73% petani dalam kategori usia produktif),
tingkat pendidikan (mayoritas SMP), dan kemudahan akses informasi
berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas petani. Penyuluhan yang
dilaksanakan terhadap 30 anggota aktif Poktan Amartani menggunakan
metode anjangsana, diskusi, dan praktik langsung dengan media folder
dan audio-visual berhasil meningkatkan pengetahuan petani ke kategori
tinggi, keterampilan ke kategori terampil, dan sikap positif terhadap
penggunaan AI. Rencana tindak lanjut meliputi monitoring berkala untuk
memastikan perkembangan keterampilan petani dalam menggunakan AI.
Penyuluhan ini terbukti efektif, namun perlu penyesuaian metode dan
media dengan karakteristik wilayah untuk kegiatan serupa di kegiatan
mendatang.