Abstract:
Tanaman bawang merah merupakan tanaman highcost, salah satunya dalam hal perawatan, penyiraman, kebutuhan akan air bawang merah termasuk tinggi dan rutin untuk pemeberiannya. Saat ini iklim khususnya di Indonesia tidak menentu kadang berekcukupan air kadang kemarau panjang sehingga mengalami kekeringan. Banyak varietas bawang merah yang dilepas ke petani, masing‐masing varietas memiliki keunggulan sendiri‐sendiri tetapi sejauh mana varietas tersebuat toleran terhadap kekeringan dan pada fase apa tanaman tersebut toleran dan rentan terhadap pertumbuhan. Rancangan menggunakan Spilt Plot Design (Rancangan Petak Terbagi) yang terdiri dari petah utama berupa varietas dan anak petak berupa fase cekaman
kekeringan. Dari hasil yang diperoleh varietas Manjung paling toleran terhadap kekeringan, dari semua fase cekaman kekeringan menunjukkan tidak perbedaan nyata, berbeda dengan varietas lainnya terutama Katumi dan Batu Ijo yang memang hasilnya besar tetapi mengalami penurunan akibat cekaman kekurangan air pada hasil beberapa parameter uji. Dari beberapa fase yang diujikan ternyata fase vegetatif dan pembentukan umbi paling berpengaruh terhadap hasil panen bawang merah. Masa kritis tanaman bawang merah adalah pada fase vegetatif, ketersediaan air saat vegetatif berhubungan dengan hasil pertumbuhan selanjutnya dan pembentukan umbi. Cekaman air dapat mengurangi tinggi tanaman, luas daun dan berat akar tanaman bawang merah. Semakin tinggi cekaman air mengakibatkan makin rendahnya transpirasi dan meningkatnya ketahanan difusi daun