Abstract:
Salah satu persoalan yang dihadapi petani jagung di Kecamatan Sumberpucung, Malang, Jawa Timur, adalah skala usaha yang relatif kecil sehingga berimplikasi pada tingginya biaya produksi. Upaya yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan persoalan tersebut antara lain dengan pola kemitraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan pola kemitraan dan menganalisis pengaruhnya terhadap pendapatan petani jagung di Kecamatan Sumberpucung. Metode
penelitian adalah survei. Analisis marginal benefit cost ratio (MBCR) bertujuan untuk mengetahui kelayakan usahatani pola kemitraan dan analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh kemitraan terhadap pendapatan. Obyek penelitian adalah petani jagung yang bermitra dan yang belum bermitra di Kecamatan Sumberpucung. Teknik sampling menggunakan stratified proporsionate random sampling dengan jumlah sampel 76 orang yang ditetapkan menggunakan rumus Slovin. Hasil penelitian menunjukkan pendapatan petani jagung pola kemitraan lebih besar daripada petani jagung nonkemitraan dengan selisih Rp 7.573.000/ ha. Analisis marginal benefit cost ratio (MBCR) dengan nilai 9,98 (>1) membuktikan usahatani jagung pola kemitraan layak diterapkan. Artinya, setiap tambahan biaya Rp 1 akan meningkatkan benefit petani 9,98. Analisis regresi menunjukkan kemitraan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani jagung. Pengujian hipotesis menunjukkan nilai signifikansi variabel kemitraan adalah 0,000 (< 0,05). Dengan demikian H_1 diterima, yang berarti kemitraan berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani.