Abstract:
Pengelolaan sapi potong saat ini diarahkan untuk berbasis agribisnis. Agribisnis
memiliki 4 subsistem yang harus dikelola peternak dengan baik yaitu subsistem hulu,
pertanian primer (budidaya), hilir, dan supporting system. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui subsistem agribisnis yang dianggap lemah pada Gapoktan Argosadono yang
sudah berbasis agribisnis peternakan. Selanjutnya untuk menggali kemampuan peternak
dalam menguatkan subsistem agribisnis melalui penyuluhan. Penelitian dilaksanakan di
Desa Ngampel Kecamatan Papar Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Pendekatan penelitian
yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan objek peternak Gapoktan Argosadono
dengan melibatkan pengurusnya sebagai informan pada penelitian ini. Teknik penentuan
sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria kelompok ternak yang bergabung
pada Gapoktan adalah kelompok aktif dan direkomendasikan oleh ketua Gapoktan, memiliki
kepengurusan inti lengkap, dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara semistruktur, pengisian
kuesioner tertutup, Forum Group Discussion (FGD), dan dokumentasi. Teknik analisis data
menggunakan analisis SWOT, perancangan penyuluhan, dan dilanjutkan evaluasi persepsi
peternak terhadap materi yang telah disampaikan dalam penyuluhan. Hasil penelitian
berdasarkan diagram analisis SWOT, diperoleh strategi yang cocok pada kuadran I (satu)
yaitu SO (Strengths–Opportunities). Strategi yang harus diterapkan adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy). Jumlah strategi SO
(Strengths–Opportunities) yang diperoleh yaitu 9 item, sedangkan pokok pembahasan yang
paling mendesak saat ini adalah tentang penyediaan timbangan sapi. Berdasarkan 9 item dari strategi SO, maka ditentukan materi untuk mendukung berjalannya strategi SO tersebut. Berdasarkan matrik pengambilan keputusan, maka diperoleh materi penyuluhan yaitu perhitungan bobot badan dengan rumus Lambourne dan meteran. Setelah pelaksanaan penyuluhan, maka dilakukan evaluasi persepsi. Hasil yang diperoleh peternak menerima dengan sangat baik inovasi tersebut, sebanyak 47 responden dari 56 responden berada pada kriteria V yang predikat persepsinya sangat baik.