| dc.description.abstract |
Tanaman Padi merupakan komoditas pangan strategis di Indonesia.
Kabupaten Tulungagung, khususnya Desa Kiping, memiliki potensi produksi
dengan luas sawah 54,4 ha dan produktivitas 6,3 ton/ha. Namun, serangan hama
wereng cokelat (Nilaparvata lugens) masih menjadi kendala utama yang
menurunkan hasil panen. Ketergantungan pada pestisida kimia tidak hanya
memicu resistensi hama, tetapi juga berdampak negatif terhadap lingkungan.
Sebagai alternatif, penggunaan lampu perangkap (light trap) dinilai efektif dan
ramah lingkungan karena mampu menarik dan menangkap wereng tanpa bahan
kimia. Pemanfaatan teknologi ini perlu disertai penyuluhan agar petani mampu
memahami dan menerapkannya. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui
pengaruh pemanfaatan lampu perangkap hama (light trap) untuk pengendalian
populasi dan kerusakan tanaman akibat hama wereng. 2) Menyusun rancangan
penyuluhan mengenai pemanfaatan lampu perangkap hama (light trap) untuk
pengendalian hama wereng. 3) Mengetahui peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap petani mengenai pemanfaatan lampu perangkap hama
(light trap) untuk pengendalian hama wereng.
Penelitian dilaksanakan di Desa Kiping Kecamatan Gondang Kabupaten
Tulungagung. Penelitian dilaksanakan Februari–April 2025, dilanjutkan kegiatan
penyuluhan pada Mei 2025. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan daya lampu (5W, 10W, 15W, 20W) dan
enam ulangan (24 satuan percobaan). Parameter utama yang diamati yaitu jumlah
wereng tertangkap dan intensitas kerusakan tanaman. Analisis data menggunakan
ANOVA dan uji DMRT. Selain itu, dilakukan penyusunan desain penyuluhan yang
mencakup tujuan, sasaran, materi, metode, media, pelaksanaan, dan evaluasi
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani mengenai
pemanfaatan light trap.
Hasil menunjukkan bahwa penggunaan lampu 20 watt mampu menekan
populasi wereng hingga 39,4%, meningkatkan jumlah anakan 20%, dan anakan
produktif 21,22%. Biaya operasionalnya juga lebih hemat 5,7% dibanding pestisida
kimia. Penyuluhan dilakukan dalam dua tahap, yaitu pengenalan dan praktik
langsung pembuatan dan pemanfaatan lampu perangkap hama. Hasil evaluasi
penyuluhan, pengetahuan petani meningkat dari 48,2% menjadi 86,3%,
keterampilan mencapai 95,2%, dan sikap positif sebesar 84,7%. Hal ini
membuktikan bahwa penyuluhan berperan penting dalam mendukung adopsi
teknologi pengendalian hama yang berkelanjutan. |
en_US |