| dc.description.abstract |
Tanaman cabai merupakan komoditas unggulan yang banyak
dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Namun, dalam bubidayanya banyak
mengalami permasalahan, salah satunya yaitu serangan penyakit tanaman dan
kondisi tanah yang semakin memburuk. Salah satu penyakit tanaman cabai adalah
layu Fusarium yang dapat menyebabkan penurunan produksi. Sehingga
diperlukan agens hayati yang efektif sebagai pengendali dan pembenah tanah
sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman. Trichoderma sp adalah agens
hayati bersifat antagonis terhadap patogen, sekaligus agens pembenah tanah
sehingga meningkatkan pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui media yang paling efektif untuk eksplorasi dan dosis pengaplikasian
terbaik. Penelitian disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) untuk uji in vitro
dan rancangan acak kelompok (RAK) untuk in vivo. Pada uji in vitro terdapat
perlakuan yaitu nasi putih (P1), nasi jagung (P2), nasi merah (P3), nasi ketan (P4),
dan Nasi tiwul (P5). Hasil terbaik dari uji in vitro akan dijadikan media untuk aplikasi
di lahan. Uji in vivo terdapat perlakuan yaitu kontrol (P1), 10gr/tanaman (P2),
20gr/tanaman (P3), 40gr/tanaman (P4), 80gr/tanaman (P5), dan 20gr/tanaman
dari eksplorasi laboratorium (P6). Parameter yang diamati dalam penelitian ini
yaitu masa inkubasi, kerapatan spora, diameter koloni, antagonisme, tinggi
tanaman, jumlah daun, produksi, presentase dan itensitas serangan penyakit.
Hasil penelitian secara in vitro menunjukkan media nasi jagung merupakan media
paling efektif untuk eksplorasi dengan hasil masa inkubasi 6-9 HSI, diameter koloni
8cm, kerapatan spora 8,6 x 109 dan antagonis terhadap Fusarium 47,5%. Hasil
penelitian secara in vivo menunjukkan perlakuan pengaplikasian Trichoderma 80
gr/tanaman yang paling efektif untuk mendukung pertumbuhan tinggi tanaman,
jumlah daun dan produksi tanaman, pengaplikasian 10 gr/tanaman sudah mampu
menekan itensitas dan presentase serangan latu fusarium pada budidaya cabai
merah besar. |
en_US |