| dc.description.abstract |
Cabai rawit (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas hortikultura dengan nilai
ekonomi tinggi di Indonesia, namun budidayanya menghadapi tantangan seperti
penurunan kesuburan tanah dan serangan hama. Penggunaan pupuk organik cair
(POC) dari limbah kotoran sapi, terutama dengan aktivator seperti EM4, Super
Degra, dan M21, diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi
cabai rawit. POC memiliki manfaat dalam menyediakan nutrisi dan memperbaiki
struktur tanah. Aktivator berperan penting untuk mempercepat proses dekomposisi
bahan organik, sehingga meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman. Desa
Kayukebek memiliki potensi pertanian yang baik terutama pada cabai rawit. Pada
tahun 2023, data menunjukkan bahwa produksi cabai rawit mencapai 13.284
kwintal (BPS Kabupaten, 2023). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
pengaruh berbagai POC limbah ternak sapi dengan aktivator berbeda terhadap
pertumbuhan dan produksi cabai rawit, merancang penyuluhan tentang pengaruh
berbagai pupuk organik cair limbah ternak sapi dengan aktivator berbeda serta
menilai tingkat pengetahuan petani mengenai pengaruh pupuk organik terhadap
cabai rawit di Desa Kayukebek, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen lapang dengan
analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara dan menyebarkan kuisioner kepada petani sehingga
didapatkan data primer. Sedangkan, data sekunder didapatkan melalui studi
literatur dan melalui instansi terkait. Kajian dilakukan menggunakan RAK
(Rancangan Acak Kelompok) non faktorial menghasilkan 4 perlakuan dan 6 kali
pengulangan sehingga didapatkan 384 populasi dan 48 sampel cabai rawit. Hasil
dari penelitian dianalisis menggunakan uji anova kemudian dilanjutkan dengan uji
BNT (Beda Nyata Terkecil).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaplikasian pupuk organik cair (POC)
limbah kotoran sapi dengan aktivator M21 memberikan pengaruh terbaik pada
pertumbuhan dan produksi cabai rawit. Perlakuan POC limbah kotoran sapi
dengan aktivator M21 (P3) memberikan pengaruh nyata pada parameter tinggi
tanaman, jumlah daun, jumlah cabang pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST, 56
HST, 70 HST, dan 84 HST sedangkan berat buah pada umur 98 HST. POC ini juga
meningkatkan kandungan unsur hara makro dan mikro yang diperlukan oleh
tanaman. Rancangan penyuluhan tentang pembuatan pupuk organik cair (POC)
dari limbah kotoran sapi dengan aktivator M21 di Desa Kayukebek meliputi satu
sesi kegiatan. Tujuannya adalah agar petani memahami definisi dan cara
pembuatan POC. Sasaran penyuluhan adalah Poktan Taman Madani. Materi
mencakup definisi dan pembuatan POC menggunakan aktivator M21. Metode
yang digunakan adalah ceramah, diskusi, dan demonstrasi. Media penyuluhan
berupa folder dan benda nyata, sedangkan evaluasi dilakukan dengan kuesioner
multiple choice untuk mengukur tingkat pengetahuan petani. Hasil penyuluhan
menunjukkan bahwa 65% petani atau 13 dari 20 peserta memiliki pengetahuan
sangat tinggi yang berarti petani mampu memahami materi yang disampaikan. |
en_US |