| dc.description.abstract |
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreotus) merupakan sumber pangan bergizi tinggi
yang digemari masyarakat karena teksturnya menyerupai daging dan memiliki
manfaat yang banyak bagi kesehatan. Desa Cobanblimbing Kabupaten Pasuruan
memiliki potensi besar dalam budidaya jamur tiram putih, namun pengolahannya
masih terbatas pada olahan sederhana seperti tumis dan jamur krispy. Untuk
meningkatkann nilai tambah dan memperpanjangg umur simpann jamur tiram,
diperlukan diversifikasi produk, salah satunya dengan mengolahnya menjadi
bakso analog, yaitu bakso berbahan dasar nabati yang cocok bagi vegetarian,
jamur tiram putih dipilih karena kandungan protein dan teksturnya yang
menyerupai daging serta kadar lemaknya yang rendah. Kelompok Wani Tani
(KWT) di Desa Cobanblimbing merupakan kelompok aktif, namun masih kurang
memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampiIan dalam pengolahan pascapanen
jamur tiram. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang desain penyuluhan
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani terhadap
pemanfaatan jamur tiram menjadi bakso analog. Tujuan peneIitian ini adalah 1.
Mengetahuiiproses pembuatan bakso anaIog jamur tiram putih dengan
penambahan tepung kedeIai, 2. Mengetahui hasil uji kuaIitas bakso anaIog jamur
tiram putih dengan penambahan tepungg kedeIai, 3. Mengetahui anaIisa usatani
pembuatan bakso anaIog jamur tiram putih dengan penambahan tepung kedelai,
4. Menyusun desain penyuluhan tentang pembuatan bakso analog jamur tiram
putih dengan penambahan tepungg kedeIai, 5. Mengetahuiipeningkatan
pengetahuan, keterampiIan, dan sikap anggotaa keIompok wanitaa tani dalam
pembuatan bakso anaIog jamur tiram putih dengan penambahan tepung kedeIaii
Penelitian ini berIokasi di Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian
Polbangtan Malang. Dilaksanakan bulan Februari sampai Maret 2025. Penelitian
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 3
perlakuan yaitu : P1 = 91% jamur tiram putih : 9% tepung kedelai, P2 = 88% jamur
tiram putih : 12% tepung kedelai, dan P3 = 85% jamur tiram putih : 15% tepung
kedelai. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji
friedman pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik
yaitu perlakuan P3 yang menghasilkan kadar air 61,47%, kadar abu 1,02%, kadar
protein 3,47%, kadar lemak 3,05% dan kadar karbohidrat 30,54%. Hasil penilaian
sensori aroma, warna, tekstur, dan rasa yang disukai oleh panelis.
Kegiatan penyuluhan menunjukkan hasil evaluasi peningkatan pengetahuan dari
49,05% menjadi 79,57%. Hasil evaluasi tingkat keterampilan 90% dan tingkat
sikap 88% yang termasuk dalam kategori tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa
anggota KWT dinilai mampu memahami, terampil dan sikap menerima materi yang
diberikann tentang pembuatan bakso analog dari jamur tiram putih. |
en_US |