Abstract:
Kesiapan Petani dan Peran Penyuluh dalam Menghadapi Berlakunya
Masyarakat Ekonomi ASEAN di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, dikaji
untuk mendiskripsikan kesiapan petani dan peran penyuluh dalam menghadapi
era berlakunya MEA di Kabupaten Probolinggo. Metode Penelitian adalah
Metode kualitatif deskriptif, Strategi penelitian yang digunakan adalah studi
kasus. Sumber informasi yang dijadikan informan adalah PPL, petani, Ketua
Kelompok Tani/Gapoktan, tokoh masyarakat, Pejabat di lembaga penyuluhan
dan pakar penyuluhan. Penelitian ini menelaah dan mendeskripsikan mengenai
kesiapan Petani, PPL dan upaya dalam menghadapi era MEA di Kabupaten
Probolinggo. Hasil penelitian menunjukan bahwa Petani belum siap dengan
adanya liberalisasi ekonomi dan diberlakukannya MEA di awal Januari 2016.
Ketidaksiapan ini nampak dari tidak pahamnya tentang adanya peluang dan
ancaman MEA, rendahnya kualitas dan jumlah tenaga kerja pertanian, model
pola usahatani yang masih tradisional, tidak memperhatikan aspek GAP dan
GMP untuk menghasilkan produk ASUH, sebagaimana persyaratan produk
pertanian yang bisa dipasarkan ditingkat ASEAN. Peran penyuluh dalam
mendampingi petani dalam menyongsong MEA kurang optimal namun materi
penyuluhan sudah sedikit mengarah pada upaya menghasilkan produk
pertanian yang ASUH, tetapi belum berkelanjutan. Rekomendasi penelitian ini
adalah peran penyuluh dalam mensosialisasikan peluang dan ancaman MEA
perlu ditingkatkan, serta memerankan lembaga petani menjadi lembaga profit
yang berbadan hukum untuk menangkap peluang MEA.